Wakaf Quran
News Update :

"Prahara PKS dalam Bait-bait Lagu"

Jumat, Mei 31, 2013

Prahara PKS dalam Bait-bait Lagu


By: Nandang Burhanudin

***

Setelah NU-MUhammadiyah disibukkan dengan perbedaan 1 Ramadhan dan 1 Syawwal setiap tahun, maka kekuatan-kekuatan Islam di luar kedua ormas besar tersebut dikebiri satu per-satu. Tuduhan demi tuduhan bertubi-tubi, seakan tak kenal henti. FPI dikebiri sedemikian rupa oleh barisan JIL-Sekuler-Liberal agar dibubarkan. Setelah sebelumnya MMI, JAT, dibonsai hingga persiapan penerapan Syariat di beberapa kota yang marak tahun 2000, namun 13 tahun kemudian meregang nyawa; lenyap tak berbekas.

Kini PKS dapat giliran, ibarat lagu; kalangan Islamphobia bahu membahu mengerahkan berbagai amunisi, mulai dari ekstrim kiri hingga ekstrim kanan. Ujung-ujungnya sama:

    Berharap PKS terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
    Tenggelam dalam lautan luka dalam
    PKS tersesat dan tak tahu arah jalan berjuang
    PKS jika bisa ditinggalkan kadernya
    Karena PKS tanpa kader tak ubahnya butiran debu


Itu dari ekstrim kiri. Mau tidak mau, suka tidak suka, rekayasa dari rekayasa kasus LHI hingga kasus 45 wanitanya AF lebih heboh dari kasus korupsinya, siapapun yang masih mau sedikit terbuka tidak akan bisa memejamkan mata bahwa rasa konspirasinya terlalu pekat.

Belum lagi dari ekstrim kanan. Walau istilah ini saya kurang setuju menggunakannya. Dimana aib yang melanda PKS seakan hujan berkah bagi beberapa kalangan, yang entah mengapa sedemikian bahagianya mereka, hingga lupa dengan slogan Syariat yang menjadi rahmat dan khilafah yang menyatukan umat. Bukannya bahu membahu, namun malah ibarat lagu:

PKS berlari sang pembenci terdiam. PKS menangis sang pembenci tersenyum. PKS berduka sang pembenci bahagia. PKS pergi sang pembenci kembali. PKS coba meraih mimpi, sang pembenci coba ‘tuk hentikan mimpi. Seakan keduanya takkan menyatu.

Saat berharap PKS menjadi butiran debu, justru kader-kader PKS terhenyak dan bangkit. Kader-kader yang tadinya terasuki virus 5 L, berubah tampil hangat dengan 5 S. Karena bagi kader-kader PKS, berpartai itu bagian dari dakwah. Cinta utamnya adalah dakwah. Besarnya cinta itulah ibarat lagu:

    Demi cintaku pada dakwah
    Kemanapun kau kan ku bawa
    Walaupun harus kutelan lautan bara

    Demi cintaku pada dakwah
    Ke gurun ku ikut denganmu
    Biarpun harus berkorban jiwa dan raga

    (remark "Cinta Kita" Amy Search & Inka Christie)


Kader-kader PKS siap melakukan lebih dari itu. Ibarat kata, jika dakwah itu adalah istri, maka kader-kader PKS siap berbulan madu di awan biru.

    Tiada yang mengganggu
    Bulan madu di atas pelangi
    Hanya berdua
    Nyanyikan lagu cinta
    Walau seribu duka
    Kita takkan terpisah


Lekatnya cinta kader-kader PKS terhadap Indonesia, karena spirit juang para kader yang tak pernah berhenti untuk bekerja, mencipta harmnoni. Hal ini sudah menjadi komitmen bahwa kader-kader PKS siap menjadi HARAPAN INDONESIA. Oleh karena itu, kader-kader PKS sama sekali tidak membenci KPK. Malah sejak awal mendukung pemberantasan korupsi. Yang dibenci adalah ketidakadilan dan pengadilan jahat. Namun bagi kader-kader PKS, kejahatan tidak akan dibalas kejahatan. Persis seperti lagu:

    Tatap tegaklah masa depan
    Tersenyumlah tuk kehidupan
    Dengan cinta dan sejuta asa
    Bersama membangun Indonesia


Jadi, apapun yang terjadi terhadap pimpinan PKS, yaitu Ust. LHI, kader-kader PKS menganggapnya hanya sandiwara para mafia untuk menutupi kebusukan mereka. JB bagi kader PKS seperti lagu:

    Aku tahu ini semua tak adil
    Aku tahu ini sudah terjadi
    Mau bilang apa aku pun tak sanggup
    Air mata pun tak lagi mau menetes
    Alasannya seringkali ku dengar
    Alasannya seringkali kau ucap
    Kau dengannya seakan ku tak tahu
    Sandiwara apa yang telah kau lakukan kepadaku


Singkat kata, para konspirator paham, jika kader-kader PKS yang dibully, dijamin tidak akan ada chaos, demo besar-besaran, ataupun bom meletup dimana-mana. Karena para konspirator paham, kader-kader PKS seperti nasyid Shotul Harakah:

    Pegang teguhlah kebenaran
    Buang jauh nafsu angkara
    Berkorban dengan jiwa dan raga
    Untuk tegaknya keadilan


Kader-kader PKS sadar, umat Islam diposisikan sebagai domba-domba yang siap diadukan satu sama lain. Hanya umat seringkali tak sadar. Persis seperti lagu Bung Haji Rhoma Irama dalam lirik lagu berikut:

    Adu domba adu domba mengadu domba
    Domba dipertaruhkan
    Adu domba adu domba mengadu domba
    Domba dipertaruhkan

    Demi keuntungan domba jadi korban
    (Diadu domba)
    Demi kesenangan domba kesakitan
    (Diadu domba)

    Adu domba adu domba mengadu domba
    Domba dipertaruhkan
    Adu domba adu domba mengadu domba
    Domba dipertaruhkan

    Sayang-sayang seribu kali
    Domba-domba tak menyadari
    Kasihan aduhai kasihan
    Domba-domba pun bermusuhan
    Hentikanlah hentikan itu kedhaliman
    Janganlah dan janganlah kau mengadu domba


Sudah ah, nanti ada yang bilang, ustadz kok gak pake dalil Al-Qur'an dan Sunnah!
Share this Article on :

0 comments: