Wakaf Quran
News Update :

Entri Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

"Perjalanan Cintaku Bersama PKS... Dari Jakarta Merantau ke Jerman"

Rabu, Desember 18, 2013

Saya mengetahui PKS sudah sejak lama kira kira lima tahunan yang lalu, saat saya belum memiliki hak politik. Waktu itu saya masih duduk dibangku SMA dan ketertarikan saya sama politik bisa dikatakan tidak ada, apalagi dengan PKS. Ketika SMA dulu, jangankan membicarakan PKS, bertemu dengan mbak mbak mentoring yang berjilbab panjang aja saya udah kabur duluan. Astaghfirullah x_x

Dan tak disangka-sangka ternyata kakak saya sendiri pun bagian dari mbak-mbak jilbab panjang itu. Begitu banyak perubahan yang ditampilkan kakak saya semenjak merantau dari keluarga. Perubahan sikap dan penampilan begitu jelas. Usut punya usut ternyata selama merantau kakak saya rutin ikut ngaji. Dan teman-teman pengajiannya pun kader kader PKS, termasuk kakak saya. Disanalah kakak saya bertemu dengan orang-orang yang berorientasi akhirat dalam hidupnya. Perubahan signifikan pun tak terbendung lagi.

Setelah menyelesaikan studinya dan kembali ke Jakarta. Banyak hal luar biasa yang kakak saya lakukan. Salah satunya adalah mengaktifkan remaja masjid di komplek tempat keluarga kami tinggal. Berbagai kegiatan masjid mulai aktif dilakukan. Padahal sudah hampir 6 tahun saya tinggal di daerah itu. Tapi baru saat itulah saya dan abang saya mau bergabung ke masjid. Sungguh langkah yang luar biasa.

Sekitar bulan april 2010 lalu saya juga begitu ingat kakak saya mengajak ke sebuah konser kemanusiaan Palestina. Disanalah saya berkenalan dengan banyak orang solehah. Lapangan tennis indoor senayan menjadi saksi padatnya massa yang membawa bendera Palestina. Mashaa Allah betapa merinding saya melihat umat Islam dalam gedung itu. Mereka bersatu seakan akan kejayaan Islam akan datang detik itu juga. Waktu itu para akhwat berada di atas. Sebagian diantaranya membawa anak-anak. Bahkan yang masih bayi pun juga ada dalam konser amal itu. Yang ikhwan ada di bagian bawah. Hampir semua para ikhwan membawa atribut konser, bendera, spanduk, ikat kepala, syal, dan lain sebagainya. Semua orang hanyut dalam acara konser kemanusiaan Palestina. Dan semua siap dengan infaq terbaik mereka hari itu. Berkali kali bibir ini mengucapkan takbir. Dan usut punya usut ternyata hampir semua yang mengikuti acara itu adalah kader PKS. Bahkan penyelenggara dan pengisi acaranya pun kader-kader PKS. Mashaa Allah.

Sejak saat itulah saya sering bertemu teman teman kakak saya yang kader PKS. Dan saya pun senang bila diajak ke acara mereka. Karena saya tau semua acara yang dibuat berorientasi amal kepada Allah SWT. Pernah waktu itu kakak saya mengajak saya dan abang untuk ikutan acara pagi PKS di lapangan komplek Palapa. Ternyata PKS telah siap membuka stand medical check up berbiaya sangat murah disana. Abang saya diminta menjadi dokternya dan saya hanya menjadi tim penyemangat waktu itu (hehe..). Di stand itu pulalah saya bertemu dengan kakak pengisi mentoring agama Islam yang setiap minggu sukarela datang ke SMA saya. Ternyata dia juga teman kakak saya. Dan usut punya usut kakak itu juga kader PKS. Mashaa Allah sempitnya dunia. Kenapa orang orang baik disekitar saya serba PKS yaaa? Huft

Jerman

Nah saat saya memutuskan studi ke Jerman pun tidak kalah menarik. Begitu banyak lika liku yang saya hadapi mulai dari awal kedatangan 6 januari 2011 di Tegel airport Berlin sampai detik ini. Begitu banyak permasalahan yang dihadapi. Tapi alhamdulillahnya semua masalah yang Allah berikan tak sebanding dengan nikmat yang didatangkan.

Pertama kali menginjakkan kaki di Jerman saya dan teman teman dikenalkan dengan lingkungan yang baik, kami dicarikan toko makanan halal, diajarkan berprinsip sebagai seorang muslim dan dari awal pun saya sudah dikenalkan mentoring alias liqo dengan kakak kakak pendamping disini. Saya rasa liqo inilah yang sangat membantu kehidupan saya disini. Pertama kali liqo saya begitu ingat kakak pendamping saya membahas tentang cinta kepada orangtua. Betapa terenyuh saya ketika itu. Rasa rindu kepada orangtua pun memuncak seketika. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan dari liqo ini. Tidak hanya ilmu tapi juga mental dan karakter.

Saat hati ini ingin bolos liqo, saya langsung terbayang kata kakak pendamping saya waktu pertama kali ngisi mentoring "dari senin sampe minggu kita disini udah capek mikirin dunia, masa sehari aja kita gak bisa sisihkan waktu untuk memikirkan akhirat”. Sejak saat itulah saya menargetkan dalam diri saya pribadi untuk mencari ilmu dunia dan juga ilmu akhirat disini. Dan mungkin inilah yang ditargetkan kakak saya ketika merantau dulu.

Perjalanan panjang saya di Jerman hampir tiga tahun. Dan saya bertemu dengan banyak sekali orang hebat dan luar biasa, baik dari Indonesia maupun warga Indonesia yang berdomisili di Jerman ataupun Eropa. Usut punya usut ternyata sebagian besar mereka juga bagian dari PKS walaupun ada diantara mereka yang tidak secara terang-terangan menyebutkan ke-PKS-annya.

Selama ini yang saya lihat mereka sering sekali menolong, aktif di berbagai acara keislaman, memberi tausiyah, mengisi materi dan banyak hal baik lainnya yang mereka lakukan. In shaa Allah semua itu karena cinta mereka kepada Allah swt. Tentu tanpa cinta itu, mana mau mereka tiap minggu keluar kota ngisi pengajian, tiap tahun bantuin student Indonesia yang baru tiba di Jerman, atau setiap saat siap menolong student student yang memerlukan bantuan. Ma shaa Allah. Cinta inilah yang menghasilkan kerja nyata mereka yang berharmonisasi dengan kehendak Allah swt.

Allah swt berfirman, “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.“ (Q.S Al-Baqarah: 148).


Saya bukan kader, saya juga bukan siapa siapa di PKS, tapi kehadiran orang-orang PKS sudah banyak sekali membantu hidup saya. Dan saya pun ingin menjadi bagian dari orang-orang yang terus berlomba dalam kebaikan seperti mereka. Merekalah yang membantu saya berislam. Sampai akhirnya saya terus belajar mencari makna hidup ini. Siapakah saya ini? Untuk apa saya di dunia ini? Dan mau kemana saya?.. saya sangat bersyukur sama Allah swt telah dikenalkan proyek dakwah ini. Saya bersyukur bisa berada diantara mereka. PKS ibarat sebuah kapal yang membantu saya dan jamaah ini menuju sebuah pulau impian yaitu surganya Allah swt. Usut punya usut ternyata PKS-lah salah satu dalang perubahan diri saya selama ini.

Pergi ke ladang menanam padi
Padi di tanam dengan bapak petani
Tahun ini akan segera berganti
Jangan apatis dan siapkan diri tuk pemilu nanti

Salam Cinta, Kerja, Harmoni #AYTKTM

*by RR

Program One Day One Juz

Ini Aroma Pembaca Al-Quran, Aroma Anda?

alhushariTaufikHamim - Ini Aroma Pembaca Al-Quran, Aroma Anda?
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ، كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لاَ رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ، رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِيْ لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ.”

Rasulullah SAW bersabda : “Perumpamaan orang Mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Dan Perumpamaan orang Mukmin yang tidak membaca Al-Quran seperti buah korma, tidak wangi dan rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al_Quran seperti buah raihanah baunya enak dan rasanya pahit. Dan Perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al-Quran seperti buah hanzhalah, tidak beraroma dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah SWT telah memberikan banyak kekhususan kepada Rasulullah SAW, diantaranya adalah beliau telah diberikan jawami’ al-Kalim, terkadang keluar dari mulutnya yang mulia kalimat singkat namum Allah SWT berikan  pengertian yang amat luas dan penuh makna. Atau ada banyak hadits dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan, namun memiliki pengertian yang amat dalam dan luas pula maknanya.

Dalam hadits di atas ini Rasulullah menggambarkan empat jenis manusia dalam penyikapannya terhadap Al-Quran :

Pertama : Mukmin yang selalu membaca Al-Quran

Jenis pertama ini akan memiliki aroma yang indah lahir dan batin. Dia diumpamakan bagaikan buah utrujah, rasanya enak dan aromanya wangi semerbak. Seorang  yang selalu membaca Al-Quran pasti dia akan merasakan ketenangan, kenyamanan jiwa dan hari-harinya akan selalu menyenangkan. Demikian pula orang yang berada di dekatnya, akan merasakan kenikmatan akan keindahan bacaan orang mukmin tersebut. Apalagi kalau dia juga ikut mendengarkannya dengan penuh kekhusyu’an, maka dia akan mendapatkan rahmat Allah SWT. Rasulullah pun berdoa agar Al-Quran dijadikan untuk sebagai penyejuk hatinya (rabi’al qalb). Al-Quran pun pada hari kiamat kelak akan memberikan syafa’at kepada orang gemar membacanya. Diantara hikmah dari dikhususkannya buah utrujah yang memiliki aroma yang enak dan nikmat rasanya dari buah lainnya dari perumpamaan di atas adalah karena kulitnya saja bisa dijadikan obat dan dari bijinya dapat dikelurkan minyak yang memiliki banyak kasiat.

Kedua : Mukmin yang tidak membaca Al-Quran

Orang Mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran maka pada hakikatnya dia telah kehilangan aroma lahir ini. Dia telah kehilangan kenikmatan yang begitu besar. Dia diumpamakan bagaikan buah korma, rasanya enak namun tidak memiliki wangi yang semerbak. Jadi ada sesuatu yang kurang pada diri mukmin tersebut. Bagaimana dia dapat merasakan kenikmatan iman namun Al-Quran jarang dia sentuh atau bisa jadi sama sakali tidak dibacanya, atau dia ingin dijadikan seperti orang yang dibacakan Al-Quran setelah ajal menjemput, seperti kebiasaan sebagian kaum Muslimin yang membacakan Al-Quran kepada orang yang sudah mati?

Ketiga dan keempat : Munafiq  yang membaca dan tidak membaca Al-Quran

Orang munafiq yang hakiki adalah orang yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran. Ada beberapa ciri orang munafiq, diantaranya apabila dia berbicara dia berdusta, bila dia berjanji dia ingkari dan apabila dia diberi amanah dia menyalahinya. Apabila ada orang memiliki sifat tersebut dan dalam hatinya dia mengingkari keimanannya kepada Allah SWT maka dia akan termasuk orang munafiq yang akan ditempatkan di neraka yang pang bawah (fiddarkil asfali minannar) dan kekal di dalamnya. Orang munafiq ini walaupun dia terus berusaha ingin menampakkan keimannya di hadapan manusia maka akan bisa terlihat dari sikap dia terhadap Al-Quran. Walaupun dia membaca Al-Quran tetap saja dia menyembunyikan kekafirannya, maka Rasulullah SAW mengumpamakan dia bagaikan buah raihanah, aromanya semerbak namun rasanya pahit. Tilawah Al-Quran baginya hanyalah sekedar amalan zhahir yang hanya lewat kerongkongannya saja tidak lebih dari itu. Jenis manusia yang keempat lebih jelek lahir dan batin. Dia diumpamakan bagaikan buah hanzhalah, pahit dan buruk rasanya.Jadi hanya orang bodah saja yang akan terpedaya oleh penampilannya.

Sekarang apakah diri termasuk seperti buah utrujah yaitu Mukmin yang suka dan pandai membaca Al-Quran dan suka mengamalkannya? atau malah termasuk tiga jenis manusia lainnya, silahkan tanya diri kita masing-masing. Ataukah mulut dan lidah kita lebih banyak dan suka dibasahi oleh selain Al-Quran? Atau mata kita lebih sering dan suka melihat selain Al-Quran, ataukah telinga kita lebih suka dan sering mendengarkan kata-kata atau ucapan yang sia-sia dan tidak berguna untuk kehidupan di akhirat kelak? Atau apakah kita manusia super sibuk sehingga tidak ada waktu dan lupa untuk belajar dan membaca Al-Quran?…

Ya Allah jadikanlah Al-Quran penerang dan penyejuk hati kami, jadikan lidah kami selalu basah dengan berzikir kepada-Mu, jangan Engkau sibukkan kami dengan segala sesuatu yang dapat melalaikan kami dari berzikir dan membaca kitab-Mu…aamiin. Wallahu a‘lam bishshawab.

Imam Masjidil Haram Syeikh Su'ud Syuraim : Tanda Kiamat Sudah Dekat, Salju Sudah Turun di Arab

Selasa, Desember 17, 2013

Baginda Rosulullah Sallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Hari Kiamat baru akan datang setelah negeri Arab kembali menjadi padang yang hijau dan sungai-sungai”. Hadist ini disampaikan Rosulullah sekitar 1435 tahun yang lalu. Kebenaran sabda Rosul selalu tidak terbantahkan, karena memang apa yang beliau sabdakan bukan dari nafsunya namun ia merupakan wahyu dari Sang Pencipta, Allah Subhanahu wata’ala.

Beberapa hari ini telah terjadi badai Alexa di kawasan jazirah Arab, badai tersebut berlalu kemudian salju turun di kawasan padang pasir tersebut. Fenomena alam ini menarik perhatian imam Masjidil Haram, Syeikh Suud Syuraim.  Syeikh Syuraim mengatakan bahwa turunnya salju di kawasan jazirah arab merupakan salah satu bukti bahwa Muhammad adalah seorang Nabi dan Rosul yang mendapatkan wahyu dari Sang Pencipta Alam, Allah Subhanahu wata’ala.

Imam Masjidil Haram tersebut menambahkan menguraikan bahwa salju adalah komponen penting akan terbentuknya tumbuhan ( padang yang hijau ) dan sungai-sungai. Inilah yang beliau maksud dan sabda Rosulullah bahwa kiamat akan datang jika negeri Arab sudah kembali menjadi padang yang hijau dan sungai-sungai.
Kita mungkin masih ingat tentang perang TABUK. Di tempat itulah salju tersebut baru-baru ini turun. Rosulullah shallallhu alaihi wa sallam bersabda kepada Muadz saat perang tabuk, ““Kalau umurmu panjang, maka engkau akan melihat tempat ini penuh dengan kebun-kebun.”

Turunnya salju di kawasan jazirah arab tersebut, semoga menjadi ibrah bagi kita semuanya. Hendaknya kita terus membanyak istighfar dan memohon rahmatNya. Semoga Allah memasukkan kita semuanya dalam barisan siddiqin wassyuhada wasshalihi. Amin

Sumber : http://bit.ly/1cNqPOs

Ahok Melakukan Pembohongan Publik Terkait Kolom Agama di KTP Malaysia

Minggu, Desember 15, 2013

Ahok Melakukan Pembohongan Publik Terkait Kolom Agama di KTP Malaysia


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama menyarankan agar Pemerintah Indonesia mengekor pada kebijakan pemerintahan Malaysia. Dimana menurutnya Malaysia tidak mencantumkan identitas Agama di KTP ( MyKad ) penduduk Malaysia. Usulan Ahok ini keluar seiring dengan munculnya wacana agar KTP penduduk Indonesia tidak usah mencantumkan kolom agama pada KTP.

"Pertanyaan saya sederhana saja, Malaysia apa negaranya kurang beragama dibandingin kita? Malaysia itu nggak ada Kementerian Agama, nggak ada agama di KTP-nya, nyatanya lebih maju dibandingin kita," kata Ahok, Sabtu (14/12) dikutip dari beritajakarta.

"Kolom agama itu sangat penting karena, pertama untuk mengetahui identitas seseorang. Kedua jika seseorang meninggal karena kecelakaan, kita bisa tahu cara mengurus jenazahnya berdasarkan agamanya. Tentu tidak baik kalau kita mengurus jenazah non-muslim dengan cara muslim, begitu juga sebaliknya" papar Ummu Thahirah, warga negara Malaysia saat ditanyai oleh Kasurau.

Hasil penelusuran kami juga membuktikan hal yang sama. KTP Malaysia yang diistilahkan dengan Kad Pengenalan Malaysia (MyKad) mencantumkan agama di bawah foto pemilik KTP tersebut.

SBY, HATTA dan GITA, Sulap Indonesia Jadi Pasar Untuk Negara Lain

Kamis, Oktober 24, 2013

Pesta bernilai ratusan miliar di Bali itu akhirnya usai sudah. Lalu lalang pesawat jet milik para kepala negara itu juga sudah hilang dari bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Namun tanpa disadari, pesta pora berlabel Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) yang dihadiri para "pemilik" negeri-negeri di kawasan Asia Pasific ini menjadi awal baru bagi penderitaan rakyat di republik ini.

Hal itu dimulai dari kebohongan besar yang ramai - ramai dilontarkan para pemrakarsa dan "panitia" acara itu yang tidak lain para petinggi di republik ini, yakni bahwa APEC telah membawa sukses besar bagi langkah Indonesia ke depan dan kesejahteraan rakyat di negeri ini. Dengan dalih usulan-usulan Indonesia disetujui oleh seluruh peserta APEC, para pembesar republik dengan membusungkan dada kemudian berbicara kepada rakyat bahwa mereka telah berjuang untuk membawa ekonomi negeri ini menjadi lebih baik di masa mendatang.

Dalam konferensi yang dihadiri 21 pemimpin negara dan 1200 CEO dunia serta menghabiskan tak kurang dari 350 miliar rupiah tersebut , menghasilkan 7 butir kesepakatan beberapa diantaranya yaitu melakukan percepatan terhadap Bogor Goals dan konektivitas antarnegara serta mendesak anggota APEC utamanya Indonesia sebagai Ketua sekaligus tuan rumah konfrensi yang bertemakan “Resilient Asia Pacific-Engine of Global Growth” untuk membuka keran perdagangan bebas sebesar-besarnya.

Disinilah penderitaan itu tanpa disadari dimulai. Sepintas keran perdagangan bebas akan memberi peluang yang luas kepada rakyat di negeri ini untuk bersaing secara global di pasar Internasional. Artinya ketika kita akan memasukkan barang kita ke luar negeri, maka bea masuk yang rendah dan kemudahan ekspor akan dinikmati oleh para produsen. Sebaliknya hal yang sama juga akan diterapkan terhadap barang impor dari negeri tetangga yang masuk ke republik ini.

Namun fakta yang sesungguhnya dan selama ini terkesan ditutupi dari ruang-ruang publik pada akhirnya akan berbicara. Ketika kedelai, cabai, bawang putih, daging, beras hingga garam yang dinikmati oleh sebagian besar ibu rumah tangga di negeri ini ternyata harus dipenuhi oleh negeri tetangga hingga negeri nun jauh di Amerika Selatan sana maka sudah jelas terlihat neraca perdagangan itu akan timpang. Dimana produk luar membanjiri pasar dalam negeri, sementara produksi nasional tidak mampu bahkan tidak mencukupi untuk menembus pasar internasional.

Diluar itu, fakta lainnya yang ditutupi oleh para pemangku kekuasaan di negeri ini adalah produk-produk unggulan kita yang menghasilkan devisa dan berpotensi menyeimbangkan neraca ekspor-impor ternyata tidak mampu masuk dalam daftar barang yang menikmati keuntungan dari perdagangan bebas.

Dari 54 produk yang masuk daftar produk yang menikmati bea masuk 5 persen di APEC saja, Indonesia nyaris hanya akan menjadi target ekspor bagi negara-negara produsen. Sementara CPO dan Karet yang menjadi andalan agar bisa mendapatkan kemudahan dan masuk dalam daftar produk ramah lingkungan justru gagal diperjuangkan di forum APEC Bali.

Mungkin Presiden SBY, Menko Hatta Rajasa hingga Menteri Gita Wirjawan bisa berdalih bahwa mereka telah menanamkan awal yang baik dengan dibukanya kemungkinan pembahasan ulang di forum berikutnya. Namun kegagalan Indonesia dalam memperjuangkan Kretek masuk ke Pasar Amerika hingga mental inferior yang terlihat dengan di bebaskannya bea masuk hingga nol persen untuk sejumlah barang yang di impor dari luar negeri yang dipertontonkan oleh pemerintah bisa menjadi ukuran bahwa ke depan perubahan itu masih jauh dari harapan.

Liberalisasi yang menjadi program sejak KTT APEC di Bogor pada 1994 hingga yang baru saja di helat di Bali jelas sangat tidak berdasar dan tidak berkaca dari kemampuan dan kemandirian produksi yang dimiliki bangsa ini. Jargon dan slogan yang diulang-ulang oleh pemerintah hanya merupakan copy paste dari teriakan-teriakan negara - negara maju yang memiliki basis ekonomi kuat dan kemampuan produksi yang mumpuni.

Masterplan Percepatan Pembangungan yang digaungkan oleh SBY melalui MP3EI dan menjadi dasar logika berfikir disetujuinya perdagangan bebas dengan diiringi pembangunan basis ekonomi dan peningkatan produksi dalam negeri justru hilang dan terlupakan. Hanya menjadi slogan kosong tanpa realisasi. Faktanya setelah 20 tahun Bogor Goals dilahirkan, kondisi ekonomi Indonesia belum mampu menyiapkan diri menyongsong liberalisasi perdagangan yang kian mengglobal tersebut.

Negeri Agraris ini sekarang sudah menjadi pasar bagi produk agraria negara lain dan menggantungkan kebutuhan pangannya dari impor. Republik yang memiliki tanaman sawit ratusan hingga jutaan hektar dan memiliki puluhan produk kretek ini juga gagal menjajakan barang dagangannya ke negara lain dengan berbagai alasan.

Jika negara lain bisa menolak produk kita, bisa menolak program-program kemandirian yang menguntungkan buat rakyat kita, mengapa liberalisasi perdagangan, yang jelas-jelas menjadikan Indonesia pasar buat negara lain, jelas-jelas tidak menghasilkan keuntungan buat rakyat tapi justru menciptakan ketergantungan dan mematikan produksi dalam negeri justru kita telan mentah-mentah tanpa perlawanan.

Jangan-jangan ada keuntungan yang dinikmati oleh sekelompok atau segelintir orang saja yang saat ini jelas bisa dibilang menjadi juru kampanye yang masif untuk negara-negara besar. Menjadi para komparador yang menjual rakyat negeri ini untuk kepentingan asing. Sadarkah kita?


Musyafaur Rahman
Peneliti Indonesia Economic Development Studies (IEDS)

*http://www.muslimdaily.net/berita/lepas/sby-hatta-dan-gita-sulap-indonesia-jadi-pasar-untuk-negara-lain.html

Demi PKS Hancur, Mereka Membuat 29 Kwitansi Palsu atas nama Ustadz Hilmi

Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin membantah ada sebanyak 29 kwitansi terkait pembelian rumah (tanah) miliknya yang berada di Cipanas. Sebab, dalam proses penjualan mobil dan tanah di Cipanas, Hilmi tidak menggunakan kwitansi maupun bukti lainnya kepada Lutfi Hasan Ishaaq.

“Saya dapatkan 29 kwitansi itu banyak paradok bukti cast dan kwitansi. Tanggal dan bulannya tidak sama. Semua sama baru. Ketika saya kembalikan kepada penyidik itu saya sangkal tanda tangan saya. Itu jauh sekali dengan tanda tangan saya,” kata Hilmi di Pengadilan Tipikor, Senin (21/10/2013).

Hilmi sempat terkejut sewaktu diperiksa penyidik KPK. Ia ditunjukan 29 kwitansi pembayaran mobil maupun tanah lengkap dengan tanda tangannya.

"Setelah saya ditunjukan penyidik, semua kwitansi palsu bukan tanda tangan saya," ungkapnya.

Dalam kwitansi penjualan tanah dan bangunan di Cipanas, Jawa Barat tertera angka Rp1,5 miliar. Padahal diakui Hilmi, Luthfi membeli tanah dan bangunan itu dibeli seharga Rp750 juta dengan cara mencicil.

Dalam persidangan yang dihadirkan hari ini, majelis hakim yang diketuai oleh Hakim Ketua Gusrizal menayakan sejumlah pertanyaan seputar peranan sosok Bunda Puteri, Ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia, Elda Devianne Adiningrat, dan Manteri kordintor perekonomian Hatta Rajasa. (islamedia)

Saat nya Kendaran PKS masuk Jalur Cepat

 JAMBI - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta kembali menebar "semangat kemenangan". Pengurus, kader, dan simpatisan PKS Se Provinsi Jambi yang kini mendapat giliran siraman, seusai Anis Matta serta pengurus pusat lainnya berkunjung ke Bali.

Dalam konsolidasi yang digelar di Gedung Atlantis Convention Center Jambi, Selasa malam, 22 Oktober 2013, lebih 1.000 orang memenuhi ruangan. Sementara di deretan Presiden PKS tampak Walikota Jambi, Sekretaris Jenderal PKS Taufiq Ridho, dan anggota DPR RI: Mahfud Shiddiq, Jazuli Juwaini, Sahfan Badri dan Idris Lutfi.

Mengawali paparan, Anis Matta menguraikan orde perjalanan sejarah Indonesia yang berujung saat ini pada era reformasi. Tidak ada pilihan lain, katanya, Orde Reformasi harus diperjuangkan oleh segenap komponen bangsa secara tepat agar benar-benar menghantarkan kita pada tujuannya yang hakiki.

Presiden PKS menegaskan, rakyat tentu tak menghendaki sejarah kelam berulang. Pada Orde Lama ada kebebasan tanpa kesejahteraan. Sementara Orde Baru memberikan sedikit kesejahteraan, tetapi merampas kebebasan rakyat. "Jangan sampai sejarah berulang," tandas Anis Matta.

Karena itu, Anis Matta menambahkan, PKS harus tampil sebagai pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Partai ini perlu berdiri di barisan garda depan, dan terus berada pada pusaran gelombang sejarah perubahan bangsa ini.

"Kita harus memenangi Pemilu 2014 karena ingin berada di episentrum peristiwa. Kita ingin berada di tengah, bukan di pinggiran. Kita ingin menjadi bagian penting dan menentukan arah gelombang perubahan sejarah negeri ini," ujar Anis Matta berapi-api.

Untuk target tersebut, para kader PKS wajib berada dalam kelompok yang turut menyusun regulasi negeri.

Anis Matta mengingatkan, "mobil PKS" bukanlah kendaraan berkapasitas kecil sebab barisan kadernya anak muda energik yang memiliki intelektualitas mumpuni.

"Kendaraan kita berkapasitas besar namun masih malu-malu masuk ke jalur cepat. Padahal, jalan di jalur lambat banyak rintangan polisi tidurnya. Karena itu kita perlu segera switch ke jalur highway (cepat)," tukas Anis Matta lagi.

Salah satu metoda untuk segera masuk ke jalur cepat, menurut Anis Matta lagi, seluruh komponen pengurus, kader, serta simpatisan di seantero Indonesia untuk tidak lagi berkantor dalam ruangan.

Presiden PKS menggarisbawahi, saatnya kini seluruh prajurit PKS membuka kantor di rumah warga, di jalan-jalan, di pasar-pasar, dan di pusat keramaian serupa. Dengan kata lain, pengurus, kader, dan simpatisan partai bernomor pilih 3 wajib berada di tengah warga.

Dengan demikian, pungkas Anis Matta, PKS senantiasa berada di hati masyarakat, dan bukan hebat di menara gading.