Kader PKS: PEJUANG Tidak Sama Dengan Penunggu Keajaiban
By: Nandang Burhanudin
*****
*****
PKS
itu mirip bunga desa yang selalu diburu dan tak pernah layu walau
diterpa kemarau hingga hujan berbatu. Konon thesis saya berjudul
Penerapan Syariat Islam Menurut PKS yang diloloskan UI, bahkan masuk
dalam deretan bibliografi dan disimpan apik di Australian National
Universty.
Kini, setelah kasus LHI
digantung tak berpangkal bahkan tak berujung, tak kurang lebih satu
bulan lamanya PKS menghiasi layar kaca dan media nasional dari yang
online hingga cetak. Dari acara beken semacam ILC hingga acara Khazanah,
bahkan acara komedi di Trans TV dan ANTV: LHI dan Sapi seakan inheren.
Dosa PKS adalah dosa almuubiqoot, tanpa melihat asas praduga tak
bersalah dan logika hukum yang mengalahkan nurani dan psikologis hukum
itu sendiri. Pokoke jika PKS yang tersandung kasus, saatnya semua pihak
bergoyang dan menggoyang. Jika perlu goyangannya mengalahkan goyang
patah-patah, goyang ngebor, goyang itik, apalagi goyang molen.
Target
dan sasaran dari berita pembusukan karakter dan penghancuran opini
jelas dan terang. Realita ini sebenarnya telah dituliskan buku-buku
rujukan basis dakwah PKS seperti yang ditulis DR. Syaikh Abu Syadi,
Syaikh sayyid Quthb, Syaikh AlQaradhawi, hingga trainer kenamaan
DR.Ibrahim Faqi. Diantara nya adalah:
Pertama; Al-Ihbath 'alaa nafsihi
Ihbath
bermakna: Menjatuhkan semangat juang, menurunkan tensi tsiqoh, atau
memperlambat derap kader-kader yang berada dalam barisan PKS.
Kasus
LHI dijadikan serum yang meracuni nalar dan nurani kader, sehingga
target minimal adalah: menjadikan kader-kader akar rumput membuat jarak
dengan institusi PKS. Target selanjutnya adalah menjadikan kader-kader
yang allaamubaalaah (tak siap diperintah, membangkang). Muncullah
penggembosan di kemudian hari.
Kedua; Alinhithaat fii ihtimaami kawaadirid dakwah
Maksudnya
adalah: membuat labil fokus dan perhatian kader-kader dakwah. Sehingga
ada yang mempertanyakan kembali kebijakan mihwar-mihwar dakwah, atau
kebijakan aljamaa'ah hiyal hizb walhizb huwal jamaa'ah, atau mengkritisi
kebijakan yang bukan domain dan wilayah kewenangannya.
Kritis
atas dasar nashihat, akan berbeda dengan kritis atas dasar fadhihat.
Maksudnya kritis karena niat menasihati akan berbeda dengan kritis yang
didasari mengumbar aib. Namun kembali, fokus kader-kader untuk ishlahul
hukuumah menjadi terpalingkan. Tentunya tanpa menapikan adanya
praktik-praktik tak patut yang dilakukan juru-juru dakwah PKS baik di
parlemen maupun pemerintahan.
Ketiga: AlIktsar minannaqdi lilAakhariin
Maksudnya,
kader-kader PKS disibukkan untuk menangkis tuduhan, membalas cacian,
bahkan memojokkan pihak-pihak yang dianggap kontra.
Jurus
mabuk seringkali menjadi andalan. Saat kader-kader PKS terpancing
emosi, target dari poin pertama dan kedua telah berhasil. Publik akan
membaca: Kader-kader yang rajin tilawah, shalat malam, ngaji mingguan,
ternyata tak jauh beda dengan orang kiri atau faksi perjuangan yang
berbasis otot, cacimaki, serta tebaran fitnah. Podo wae....sami mawon...
CINTA KERJA HARMONI hanya slogan.
Singkat
kata, kasus LHI akan terus dipelihara hingga 2014. Sebagai sandra agar
daya ledak energi kader-kader PKS TIDAK BESAR. Jikapun ada yang terjadi
bukan ledakan tapi letupan yang tak berefek selain merontokkan gigi
nenek kakek para orangtua negeri ini yang rakus kekuasaan. Jadi memang,
mari kembalikan izzah diri untuk selalu mawas diri, tak terpancing
emosi. Karena kesulitan itu tanda bahwa PKS benar benar ada dan
perjuangannya nyata.
Damansara; 22:09, 14/6/13
0 comments:
Posting Komentar