Kisah Warga Kampung Melayu, Dulu Dapat BLT Sekarang Tak Dapat Balsem
Jakarta - Ketika ribuan orang berbondong-bondong mendatangi Kantor Pos untuk pencairan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) atau Balsem. Lain halnya dengan Zainal Abidin (82) warga Gang Anwar Rt 12, Rw 01, Kampung Melayu tersebut hanya bisa mengelus dadanya.
Zainal sehari-harinya bekerja serabutan sebagai tukang kayu, untuk warga di sekitar rumahnya. Namun dari pekerjaannya tersebut dirinya tidak mendapatkan upah yang layak untuk kehidupan sehari-hari.
"Kerja paling benerin pintu yang rusak gara-gara banjir, paling dikasih Rp 20.000 kalau kita matok enggak enak juga karena yang minta tolong bukan orang ada," ujar Zainal saat berbincang-bincang, di Rumahnya, Kamis (27/6/2013).
Rumah yang berukuran 4x5 meter dengan bangunan terbuat dari triplek dengan berlantai dua hanya memiliki satu kasur. Sementara itu di lantai dua rumah terdapat kasur kecil dan TV 14 inci untuk tidur cucunya, yang bekerja sebagai tukang parkir di Rumah Sakit Hermina.
"Istri sama anak dah lama meninggal karena sakit, anak udah nikah tapi meninggal ketika melahirkan anaknya yang kembar, sementara anak kedua juga meninggal gara-gara sakit, tinggalin satu cucu namanya Ahmad Sulung," kisahnya.
Zainal hanya menceritakan saat kenaikan BBM menjadi harga Rp 5.500. Dirinya sempat menikmati Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"Tahun lalu mah dapat, Rp 300.000 per 3 bulan selama setahun, tapi tahun ini saya nggak dapat sama sekali," ujar pria yang mengenakan kaos bergambar SBY.
Selama mendapatkan BLT, Dia menggunakan uang tersebut dapat menyekolahkan cucunya di Madrasah. Akan tetapi cucu sulungnya tersebut tidak dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
"Begitu nggak dapat, cucu langsung bantu-bantu dengan kerja jadi tukang parkir," tuturnya.
Meski tidak mendapatkan BLSM, ia tidak tahu harus protes kemana lagi. Zainal hanya bisa memendam rasa sakit tersebut dihatinya.
"Protes kemana, ya biarin ajalah toh saya nggak mau minta-minta, toh siapa saja pemimpinnya selalu sama," tandasnya.
Jakarta - Ketika ribuan orang berbondong-bondong mendatangi Kantor Pos untuk pencairan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) atau Balsem. Lain halnya dengan Zainal Abidin (82) warga Gang Anwar Rt 12, Rw 01, Kampung Melayu tersebut hanya bisa mengelus dadanya.
Zainal sehari-harinya bekerja serabutan sebagai tukang kayu, untuk warga di sekitar rumahnya. Namun dari pekerjaannya tersebut dirinya tidak mendapatkan upah yang layak untuk kehidupan sehari-hari.
"Kerja paling benerin pintu yang rusak gara-gara banjir, paling dikasih Rp 20.000 kalau kita matok enggak enak juga karena yang minta tolong bukan orang ada," ujar Zainal saat berbincang-bincang, di Rumahnya, Kamis (27/6/2013).
Rumah yang berukuran 4x5 meter dengan bangunan terbuat dari triplek dengan berlantai dua hanya memiliki satu kasur. Sementara itu di lantai dua rumah terdapat kasur kecil dan TV 14 inci untuk tidur cucunya, yang bekerja sebagai tukang parkir di Rumah Sakit Hermina.
"Istri sama anak dah lama meninggal karena sakit, anak udah nikah tapi meninggal ketika melahirkan anaknya yang kembar, sementara anak kedua juga meninggal gara-gara sakit, tinggalin satu cucu namanya Ahmad Sulung," kisahnya.
Zainal hanya menceritakan saat kenaikan BBM menjadi harga Rp 5.500. Dirinya sempat menikmati Bantuan Langsung Tunai (BLT).
"Tahun lalu mah dapat, Rp 300.000 per 3 bulan selama setahun, tapi tahun ini saya nggak dapat sama sekali," ujar pria yang mengenakan kaos bergambar SBY.
Selama mendapatkan BLT, Dia menggunakan uang tersebut dapat menyekolahkan cucunya di Madrasah. Akan tetapi cucu sulungnya tersebut tidak dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
"Begitu nggak dapat, cucu langsung bantu-bantu dengan kerja jadi tukang parkir," tuturnya.
Meski tidak mendapatkan BLSM, ia tidak tahu harus protes kemana lagi. Zainal hanya bisa memendam rasa sakit tersebut dihatinya.
"Protes kemana, ya biarin ajalah toh saya nggak mau minta-minta, toh siapa saja pemimpinnya selalu sama," tandasnya.
Sumber : detik.com
0 comments:
Posting Komentar