Pasangan Calon Wali Kota Bandung nomor urut Empat Ridwan Kamil – Oded
M Danial (Rido) menunjukan elektabilitas tertinggi menurut hasil survei
yang dirilis Indonesia Research Center (IRC).
“Hasil survei tatap muka pasangan Rido menempati nilai elektabilitas
tertinggi yakni 23,8 persen dibandingkan tujuh pasangan lainnya,” kata
Direktur IRC Agus Sudibyo di Bandung, Senin.
Sementara itu peringkat kedua ditempati pasangan Ayi Vivananda – Nani
Suryani (20,6 persen), disusul Edi Siswadi – Erwan Setiawan (Eswan) 13
persen, MQ Iswara – Asep Deddy Ruyadi (3,4 persen).
Kemudian peringkat kelima ditempati pasangan dari jalur independen
Budi Dalton – Rizal Firdaus (Buzal) 3 persen, Bambang Setiadi – Alex
Tahsin (1,6) sedangkan pasangan Wahyudin Karnadinata – Tony Aprilany dan
Wawan Dewanta – HM Sayogo masing-masing 0,4 persen.
“Melihat hasil survei IRC, persaingan ketat kemungkinan terjadi
antara pasangan Rido dan Ayi-Nani karena marginnya sangat tipis 3,6
persen,” kata Agus.
Direktur IRC menyebutkan, hasil tersebut sangat berpeluang Pilkada
Kota Bandung bergulir dalam dua putaran, meski tidak menutup kemungkinan
satu putaran tentunya kandidat harus berjuang lebih keras selama masa
kampanye ini,” katanya.
Agus menyebutkan, survei itu dilakukan 25-30 Mei 2013 di wilayah Kota
Bandung dengan metode penarikan sampel dilakukan secara acak
bertingkat. Jumlah responden sebanyak 500 responden dengan margin of
error kurang lebih 4,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Teknik pengumpulan dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dengan menggunakan kuisioner.
Terkait hasil survey Rido yang melampaui birokrat yang lebih dulu
bercokol di pemerintahan Kota Bandung, kata Agus karena ada
kecenderungan dari responden yang menginginkan pemimpin alternatif
diluar birokrasi.
“Mayoritas atau sekitar 20 persen responden menginginkan pemimpin
Bandung dari kalangan intelektual, akademisi atau dosen, politisi 11,2
persen, tokoh agama dan adat 10,2 persen dan baru asal sari birokrat 9,2
persen,” katanya.
Lambannya penanganan permasalahan Kota Bandung, kata dia, menjadi
salah satu penyebab menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap birokrat.
Sepuluh masalah Kota Bandung adalah infrastruktur, drainase, tata kota,
kemacetan, banjir, sampah, korupsi, Persib, kesenian dan kebudayaan.
Namun demikian jumlah pemilih mengambang atau swing votter masih
cukup tinggi yakni 33,3 persen. Hal itu menurut Agus sangat memungkinkan
menjadi garapan bagi para kandidat dalam masa kampanye ini.
“Pemilih mengambang 33.3 persen, dan itu belum menentukan pilihan,
akan menjadi persaingan ketat untuk merangkul mereka, dan akan
menentukan pada masa pencoblosan nanti,” kata Direktur IRC itu
menambahkan.
0 comments:
Posting Komentar