Wakaf Quran
News Update :

PKS BISA RAIH 3 BESAR DI PEMILU 2009??????

Senin, Juli 21, 2008

Judul diatas mungkin agak ekstrem diterima telinga parpol-parpol besar negeri ini. Namun, mau tidak mau, suka tidak suka PKS sudah menjelma menjadi Fenomena Unik di panggung politik Negeri 1001 masalah ini. Judul diatas adalah satu dari rangkuman diskusi di “apa kabar Indonesia” (21/07/08) antara Yudi Latief pengamat politik yang berdiskusi dengan bung irwan sudirman, grace Natalie (TV One) serta Muhammad Razikun Ketua Bappilu DPP PKS. Mengawali diskusi dengan sikap skeptis Yudi yang mengatakan tidak realistis dengan cita-cita 20 % PKS di pemilu 2009 kelak. Namun Yudi juga tidak menutup kemungkinan Partai yang berembrio dari PK ini punya Modal dasar yaitu; Kapitalisasi PKS di Berbagai Pilkada yang notabene-nya adalah lumbung suara partai besar. Jabar, Medan, Jabotabek, KalSel, NTT adalah bukti bagaimana kengerian ditebar PKS kepada partai-partai mapan.

Yudi latief mengungkapkan kelebihan PKS yang sulit dapat disamai oleh Partai Lain adalah Jaringan PKS yang sangat kuat, karena PKS adalah Partai Kader. Apabila PKS mampu mengoptimalkan jaringan parpolnya yang sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai tingkat kecamatan dan desa, maka bukan hal yang mustahil PKS mampu menyodok ke posisi 3 besar. Namun Yudi juga mengungkapkan kelemahan PKS sebagai parpol, PKS belum mempunyai sosok figur pemimpin Nasional, berbeda dengan parpol besar lain seperti Golkar dan PDI-P yang secara segi kepemimpinan lebih mempunyai stok pemimpin nasional.

Namun Hal itu langsung dibantah oleh Razikun, yang mengatakan dalam setiap survey oleh Lembaga survey nasional, sebenarnya PKS telah melahirkan 1 kader yang selalu ada di 5 Besar Rating Pemimpin nasional yaitu DR. Hidayat Nur wahid. Namun secara kolektif PKS memang kalah dalam segi kepemimpinan dibanding 2 parpol besar diatas, hal ini selaras dengan hasil penelitian Kompas beberapa bulan lalu, yang menempatkan PKS di bawah Golkar dalam segi kepemimpinan nasional. Selain itu PKS juga kurang dapat mengakamodir para pemilih non islam. Razikun menambahkan hasil riset Kompas dan CSIS yang dilakukan 1 munggu yang lalu, PKS adalah satu-satunya parpol yang naik pemilihnya dikala SEMUA parpol turun tingkat pemilihnya. Dalam acara “Apa Kabar Indonesi malam” (18/07/08) J.Kristiadi (Dir. CSIS) dan Machfud Siddik mengungkapkan hasil penelitian CSIS yang menyimpulkan bahwa PKS adalah satu-satunya parpol yang mengalami peningkatan dari segi pemilih. Survei CSIS mengenai “perilaku pemilih Indonesia 2008” juga terungkap bahwa loyalitas pemilih PKS sangat tinggi. Sebanyak 75,4 persen pemilih yang pada Pemilu 2004 lalu memilih PKS, menyatakan akan kembali memilih PKS pada Pemilu 2009, sedangkan loyalitas pemilih Partai Golkar sebesar 61 persen, diikuti PDIP sebesar 55,1 persen.
"Dukungan terhadap PPP dan PAN akan mengalami penurunan drastis dan banyak pendukungnya yang pindah ke PKS.

Yudi memprediksi tidak ada parpol yang akan mencapai 25 % di pemilu 2009, oleh karena itu penting bagi parpol termasuk PKS untuk memikirkan koalisi, dan dalam koalisi satu hal juga harus diperhitungkan adalah paham kebangsaan yang dianut parpol, karena PKS adalah partai Islam maka PKS harus selalu membangun Paham Kebangsaannya. Hal ini mungkin telah dibaca oleh para pengurus parpol yang menambahkan kata profesional dalam slogan barunya itu, seperti yang disampaikan razikun, PKS telah melaunching platform yang dituangkan dalam buku wajib yang harus dibaca oleh seluruh kader yaitu “Membangun Indonesia Madani” Buku setebal 614 halaman itu adalah buku pengembangan wawasan kebangsaan kader terkait bagaimana Indonesia kedepan.

Nilai positif lain diungkap oleh Yudi, PKS adalah parpol yang mengusung “Moral” sebagai inovasi parpol di Indonesia. PKS memang partai politik yang sampai saat ini belum tercium KPK terkait dengan korupsi anggota dewan, biarpun PKS sempat terimbas isu tak sedap kasus korupsi di tahun lalu yang menyangkut Amir Hamzah, namun hal itu adalah pelajaran besar bagi partai, untuk menata diri. Hal ini ditegaskan oleh Yudi, ikon Moral yang dibawa mempunyai konsekuensi besar seluruh kader PKS. Kader PKS memang harus Bersih, karena jika ada indikasi 1 kader saja dari PKS yang terkena kasus korupsi misalnya, maka akan meruntuhkan seluruh bangunan Partai yang mengedapankan moral dan dakwah itu.

Menanggapi hal itu Razikun mengungkapkan PKS adalah partai pelopor yang mengembalikan grativikasi yang diterima kadernya di DPR RI ke KPK. 1 bulan yang lalu suswono Wakil Komisi II DPR RI mengembalikan Grativikasi kepada KPK, grativikasi itu merupakan akumulasi grativikasi yang diterimanya sejak 2007 sekitar 1,4 Milyar Rupiah. Kita mungkin juga masih ingat kasus di DPRD Surabaya, di saat semua anggota dewan menerima dana grativikasi dari pemprov, hanya 3 aleg DPRD Kota Surabaya yang lolos dalam kasus grativikasi itu, dan 3 aleg itu adalah aleg PKS.

Di akhir diskusi disarankan oleh Yudi agar PKS menambah wilayah konstituen yang merupakan basis masa partai lain. Jawa timur adalah garapan empuk PKS, jika PKS memang Peka. Inilah momentum emas untuk menarik massa PKB, dikala PKB masih berkutat pada konflik internal maka PKS sebagai partai Islam harus mempunyai peran dan berusaha memperluas jaringan di wilayah yang merupakan basis massa PKB itu. Intinya kata Yudi sebagai penutup pembicaraannya ada stigma bahwa PKS adalah kepanjangan dari Partai Kurang Silaturahmi, Kalau Pingin menang di Jatim dan daerah lain maka harus banyak silaturahim.

Berbagai survey baik dari Indo barometer, Kompas, CSIS, LSI dll telah menyiratkan betapa PKS sudah menjadi Kuda hitam yang akan membuat kejutan demi kejutan politik di negeri ini. Dan bukan hal mustahil jika kader PKS mampu bekerja keras, Partai berideologi Islam itu mampu menjungkalkan Golkar, PDI-P di Pemilu 2009. Pertanyaanya adalah apakah kader-kader PKS sudah siap menjadi pemenang Pemilu 2009? Hanya waktu yang bisa mejawab dan sejarah yang akan mencatatatnya!!. (Wahadi)

Share this Article on :

0 comments: