Wakaf Quran
News Update :

RAMADHAN DAN FIQIH MOMENTUM

Jumat, Juli 19, 2013



RAMADHAN DAN FIQIH MOMENTUM
(Bagian 1)

Ramadhan adalah salah satu momentum teristimewa bagi setiap insan beriman, yang tidak boleh dilewatkan begitu saja tanpa upaya khusus dalam mengoptimalkan pemanfaatannya, untuk melejitkan derajat iman dan taqwa ke tingkat puncak dan jenjang tertinggi. Dimana jika betul-betul diistimewakan dengan upaya-upaya istimewa dan dioptimalkan pemanfaatannya dengan benar, seseorang akan bisa menggapai ketinggian derajat keimanan yang tidak bisa digapainya dengan amal bertahun-tahun di hari-hari biasa diluar Ramadhan. Disamping ia bisa menutup berbagai kekurangan dan kelemahannya dalam amal dan ibadah selama ini. Dan tersedianya momentum teristimewa seperti Ramadhan ini, adalah salah satu bagian terindah dari keluasan rahmat Allah, yang tentu wajib disyukuri, ya dengan apalagi kalau bukan dengan mengoptimalkan pemanfaatannya seoptimal-optimalnya.

Manusia adalah makhluk yang sangat lemah dan terbatas kemampuannya. Termasuk dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai hamba Allah yang beriman dan taat. Sehingga andai amal saleh setiap orang beriman itu ditimbang dan dinilai apa adanya sesuai kadar amal itu sendiri, maka tidak akan ada seorangpun yang bisa selamat dari neraka dan beruntung masuk surga, dengan hanya mengandalkan amal dan ibadahnya saja. Kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya dan mencurahkan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki.

“Allah hendak memberikan keringanan kepada kalian, dan manusia itu diciptakan bersifat lemah” (QS. An-Nisaa’: 28).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “قَارِبُوا وَسَدِّدُوا وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ“، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْتَ؟ قَالَ: “وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْل” (رواه مسلم).

”Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Berusahalah secara optimal, istiqamahlah, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak seorang pun dari kalian yang bisa selamat (dari ancaman siksa) hanya karena amalnya saja” Mereka bertanya: “Tidak juga Engkau, wahai Rasulullah? beliau menjawab: “Ya, tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadaku” (HR. Muslim).

Adapun mengapa amal ibadah seseorang tidak akan cukup untuk diandalkan bisa menyelamatkannya dari ancaman siksa lalu untuk membawanya ke dalam surga, adalah karena tidak berimbangnya antara amal-amal itu dan tujuan-tujuan yang harus dicapai dengannya. Yakni amal-amal itu, jika dinilai apa adanya, tetap saja sangat sedikit sekali sehingga sama sekali tidak sebanding dengan tujuan-tujuannya. Pertama, karena amal-amal itu memanglah sangat sedikit, disebabkan faktor keterbatasan yang sangat terbatas dan kelemahan yang sangat lemah pada diri manusia ciptaan Allah.

Dan yang jelas, adalah karena setiap amal yang dilakukan oleh seorang hamba mukmin, adalah dengan tujuan untuk mewujudkan minimal empat kebutuhan dan kepentingan besarnya dalam hidup, di dunia dan di akhirat. Dimana sebenarnya untuk tujuan memenuhi satu kebutuhan dan kepentingan saja, jika kita renungkan rasanya sudah tidak cukup, apalagi untuk memenuhi keempat-empatnya semuanya sekaligus (?). Dan keempat tujuan dan sasaran amal tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk memenuhi kewajiban syukur atas beragam nikmat Allah atasnya yang tidak terhingga;

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya.. Dan jika kamu (hendak) menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat kufur (mengingkari nikmat Allah)” (QS. Ibrahim: 34)..

“Dan jika kamu (hendak) menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. A-Nahl: 18).

Kedua, untuk tujuan sebagai pengimbang dan sekaligus penghapus dosa-dosa yang mungkin juga tidak terhitung;

“(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu semua pada hari pengumpulan. Itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi (menghapuskan) kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar” (QS. At-Taghaabun: 9).

“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi waktu siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (HR. Huud: 114).

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ” (رواه الترمذي وأحمد).

Dari Abu Dzarr ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: “Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauililah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad).

Ketiga, untuk tujuan mendapatkan penjagaan, perlindungan dan penyelamatan dari bermacam ragam potensi dan ancaman keburukan atas dirinya, baik selama hidup di dunia, saat berada di alam barzakh, maupun utamanya untuk bisa selamat dari ancaman siksa neraka di akhirat kelak;

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَال:َ ” يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ” (رواه الترمذي، وقال: هذا حديث حسن صحيح). 

Dari Ibnu Abbas berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada suatu hari, lalu beliau bersabda: “Hai ‘nak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah (syariah) Allah niscaya Ia pasti menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya dihadapanmu (sewaktu-waktu). Bila engkau meminta, mintalah kepada Allah dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah” (HR. At-Tirmidzi, dan beliau berkata: Ini adalah hadits hasan shahih).

“Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan Akhirat, suatu dinding yang tertutup (sebagai penghalang dan pelindung)”. (QS Al-Isra’ : 45).

Dan keempat, untuk tujuan menggapai rahmat, karunia dan pertolongan Allah dalam rangka memenuhi berbagai kepentingan dan kemaslahatan yang dibutuhkannya selama hidup di dunia ini, saat berada di alam kubur nanti, dan khususnya untuk memperoleh rahmat terbesar berupa ridha-Nya, surga-Nya dan nikmat puncak bisa melihat Wajah-Nya!

“ …… barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar; dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu; ……. dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya” (QS. Ath-Thalaaq: 2-4).

“Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sarana sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (QS. Al-Baqarah: 45).
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) melalui sarana sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153).

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur (mengingkari nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibraahiim: 7).

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka amalkan” (QS. An-Nahl: 97).

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal saleh, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang disucikan dan mereka kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah: 25)
Share this Article on :

0 comments: